mouse

Multicursor - Busy

Sabtu, 20 Desember 2014

PERANAN GURU DALAM BIMBINGAN BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat dipastikan bahwa tidak selamanya apa yang telah dirancang oleh guru bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diprogramkan. Di tengah perjalanan pasti terdapat hambatan atau masalah-masalah yang akan terjadi. Salah satunya adalah masalah kesulitan belajar yang dialami oleh beberapa peserta didiknya.
Masing-masing peserta didik mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda. Dan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat menjadi salah satu hambatan bagi guru dalam proses pencapaian hasil belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka tugas guru menjadi meningkat. Tidak hanya mempunyai tugas untuk mengajar dan mendidik, akan tetapi juga memberikan bimbingan belajar bagi peserta didiknya.
Bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing untuk mengatasi masalah belajar yang sedang dialami. Dalam hal ini, yang bisa menjadi pembimbing bukan hanya seorang konselor, guru bidang studi, guru kelas, maupun orang tua juga dapat memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Guru merupakan seseorang yang menjadi kunci dalam pelaksanaan bimbingan belajar, karena guru merupakan seseorang yang paling dekat dengan peserta didiknya. Guru dapat dengan sedini mungkin menemukan kesulitan belajar yang dialami peserta didik, karena gurulah yang mengetahui bagaimana perkembangan dari hasil belajar peserta didiknya. Dengan mengenal dan memahami kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki peserta didik, maka diharapkan bahwa guru dapat menjadi orang pertama pula yang memberikan bantuan kepada peserta didiknya.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apapengertian bimbingan belajar?
2.      Bagaimana peranan guru dalam bimbingan belajar?
3.      Mengapa guru dijadikan sebagai tokoh utama dalam bimbingan belajar?
4.      Apa saja tugas dan tanggung jawab guru dalam bimbingan belajar?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian bimbingan belajar.
2.      Untuk mengetahui peranan guru dalam bimbingan belajar.
3.      Untuk mengetahui guru sebagai tokoh utama dalam bimbingan belajar.
4.      Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab guru dalam bimbingan belajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan Belajar
Secara etimologis, bimbingan mempunyai arrti bantuan atau tuntunan. Akan tetapi tidak semua bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dapat disebut sebagai bantuan. Misalanya, seorang guru yang memberikan uang untuk membayar uang sekolah siswanya bukan merupakan suatu bentuk bimbingan. Miller menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal.[1]
Bantuan dapat diartikan sebagai bimbingan apabila telah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1.      Ada tujuan yang jelas untuk apa pertolongan tersebut diberikan.
2.      Harus terencana.
3.      Berproses dan sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu).
4.      Menggunakan berbagai cara atau pendekatan tertentu.
5.      Dilakukan oleh orang ahli (mempunyai pengetahuan tentang bimbingan).
6.      Dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan dari pemberian bantuan.
Menurut Winkel, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (peserta didik) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan. Surya juga menyatakan bahwa bimbingan belajar adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.[2]
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing untuk mengatasi masalah belajar yang sedang dialami.

B.     Peranan Guru dalam Bimbingan Belajar
Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan mendidik moral peserta didiknya. Akan tetapi guru juga mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar yang baik bagi peserta didiknya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Di samping itu, seorang guru mempunyai tanggung jawab untuk mengobservasi segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas selama proses belajar mengajar berlangsung, guna mengetahui perkembangan peserta didiknya.[3]
Seseorang dikatakan sebagai guru tidak cukup tahu sesuatu materi yang akan diajarkan. Akan tetapi, hal pertamayangterpenting adalahmemiliki kepribadian guru. Guru memang seorang pendidik, sebab dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa ketrampilan dan terutama sikap mental anak didik.
Dalam hal mendidik, guru haruslah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang disertai dengan contoh sikap tauladan baik yang diberikan guru pada siswanya sehingga dapatmenumbuhkan sikap danmental yang bik pula bagi peserta didiknya.Jadi tugas guru bukan sekedar menumpahkan semua ilmu pengetahuan pada siswa melainkan mendidik agar siswa menjadi warga negara yang baik, serta memiliki kepribadian yang baik yang mana nilai-nilai tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu, pribadi seorang guru merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang harus ditransfer kepada anak didiknya.[4]
Untuk menyempurnakan tugas guru sebagai pendidik,maka guru juga harus berfungsi pula sebagai pembimbing.Pengertian pendidik dalam hal ini menjadi lebih luas dengan memiliki fungsimembimbing.Bimbingan adalah termasuk sarana dan rangkain usaha pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan pekerjaan bimbingan,misalnya bimbingan belajar, bimbingan tentang suatu ketrampilan dan sebagainya.Sehinggadalam proses pendidikan, kegiatan “mendidik,“mengajar, dan membimbingmerupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan yang bersifat pribadi di dalam setiap proses belajar mengajar. Dengan pendekatan semacam ini, maka dapat secara langsung mengenal dan memahami peserta didiknya sehingga guru dapat memberikan bantuan yang sesuai ketika peserta didiknya menemui masalah-masalah atau kesulitan dalam proses belajar.[5]
Kepedulian guru untuk melaksanakan peranannya sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya. Sebab keberhasilan belajar peserta didik sangat bergantung pada keberhasilan sang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan guru dalammenjalankan tugas pengabdiannya, yakni:[6]
  1. Merasa terpanggil
  2. Mencintai dan menyayangi anak didik
  3. Mempunyai rasa tanggung jawab secara penuh dan sadar mengenai tugasnya


Ketiga hal itu berkaitan dan tidak dapat terpisahkan antara satu dan lain.Karena seseorang yang merasa terpanggil hati nuraninya untuk mendidik,maka ia harus mencintai anak didik dan menyadari sepenuhnya apa yang sedang dan akan dikerjakannya. Begitu juga karena ia mencintai anak didiknya dan terpanggil hati nuraninya,maka iamerasa bertanggung jawab penuh atas keberhasilan pendidikan anak asuhnya. Konsep inilah yang harus dipegang teguh oleh guru dalam upaya mendidik dan membimbing para siswanya.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar,pendidik dan pembimbing,maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama) sesama guru maupun dengan staf lainnya.Mengenai peranan guru ada beberapa pendapat yang telah dijelaskan sebagai berikut:
  1. Prey Katzmenggambarkan peranan guru sebagai komunikator dan sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
  2. James W. Brownmengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari,mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.[7]


Dari penjelasan beberapa pendapat tersebut, maka peranan guru dalam kegiatan belajar-mengajar dapat diperinci sebagai berikut:
1.      Sebagai Planer or Designer of Intruction (Perencana atau Perancang Pengajaran)
Guru dituntut untuk memiliki kemampuan merancang seluruh kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisi tempat ia mengajar dan peserta didiknya. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki berbagai macam pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
2.      Sebagai Manager of Instruction (Pengelola Pengajaran)
Di sini  guru di tuntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dapat merasa nyaman, tidak merasa bosan dan efektifitas serta efisiensi dalam belajar dapat tercapai.[8]
3.      Sebagai Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus bisamemberikan stimulus dan dorongan yang dapat menunjukan potensi siswa,menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas) sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Dalam semboyan pendidikan di Taman siswa sudah lama dikenal dengan istilah ing madya mangun karsa” atau “di tengah memberi semangat”.Peranan guru ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar di lingkungan sekolah.


Terdapat beberapa hal yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi:
a.       Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
b.      Menjelaskan secara kongkrit kepada peserta didik mengenai apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
c.       Memberikan ganjaran teerhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
d.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.[9]
4.      Inisiator
Dalam hal ini, guru berperan sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Di mana, ide-ide kreatif yang telah diciptakan guru dapat dicontoh oleh anak didiknya. Jadi termasuk pula dalam lingkup semboyan Ing ngarso sung tulodo” yang artinya “di depan memberi contoh”.
  1. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru akan berperan sebagai sarana untuk memberi kemudahan dalam proses belajar-mengajar.Misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan Tut Wuri Handayani” yang memiliki arti “di belakang memberi dorongan”.
  1. Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dari kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar dari kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa. Dalam hal ini, mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media.[10]
7.      Sebagai Evaluator of Student Learning(Penilai Prestasi belajar Siswa)
Setelah merencanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk terus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai murid-muridnya dari waktu ke waktu. Dengan informasi yang diperoleh, maka sang guru dapat menyempurnakan dan meningkatkan proses belajar mengajar sampai peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal.[11]

C.    Guru sebagai Tokoh Utama dalam Bimbingan Belajar
Keberhasilan belajar peserta didik akan terwujud apabila guru mampu menciptakan suasana yang kondusif, baik dengan melakukan pendekatan akademis maupun psikologis dalam proses belajar mengajar sebagai upaya fasilitatif bagi perkembangan kepribadian peserta didik.
Dibandingkan dengan petugas pendidikan lain seperti kepala sekolah dan guru BK, guru kelas atau guru bidang studilah yang mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk mempelajari peserta didiknya, mulai dari tingkah laku, kebiasaan, kesukaan, cara belajar, dan lain sebagainya.[12]
Guru bidang studi juga mempunyai kelebihan untuk memperhatikan perkembangan masalah dan kesulitan peserta didiknya secara lebih nyata ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Mereka akan sedini mungkin menemukan kesulitan yang sedang dialami peserta didiknya.
Dalam hal ini F.W. Miller (1965:85) menyimpulkan bahwa, “Pengamatan yang dini dan sering, memberikan kesempatam kepada guru untuk menerapkan bimbingan preventif, dalam pada itu penyuluh tidak akan mendengarnya sampai masalah itu menjadi cukup gawat dan mengganggu siswa, guru atau orang tua siswa”.[13]
Oleh sebab itu, guru yang dijadikan sebagai tokoh utama dalam proses bimbingan belajar. Guru mempunyai hubungan yang erat dengan peserta didik sehingga menjadi orang yang paling memahami bagaimana kondisi peserta didiknya. Dengan demikian guru bisa mengarahkan minat dan semangat belajar peserta didiknya sehingga tercapailah hasil yang memuaskan.
Guru juga dapat membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai dan penyesuaian diri. Misalnya, guru dapat membesarkan hati murid yang pemalu dan perasa, memberikan pemecahan sederhana terhadap masalah-masalah kecil yang sedang dihadapi peserta didiknya.[14]

D.    Tugas dan Tanggung Jawab Guru dalam Bimbingan Belajar
Peran kepembimbingan yang ditampilkan guru dalam proses belajar mengajar merupakan satu wujud dari pelaksanaan jabatan fungsional guru yang ditegaskan dalam Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993 dan Nomor 25 Tahun 1993.[15]
Beberapa hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut:[16]
1.      Mengenal dan memahami setiap peserta didik.
Tugas yang paling utama dari guru adalah mengenal dan memahami peserta didiknya. Tugasnya di dalam kelas tidak akan berhasil apabila ia tidak mempunyai informasi tentang peserta didiknya, mulai dari kepribadian, kemampuan, minat, bakat, kebutuhan, kebiasaan, dan lain sebagainya.Bukan saja mengenali sifat dan kebutuhannya secara umum sebagai sebuah kategori, bukan saja mengenal jenis minat dan kemapuan serta cara dan gaya belajarnya, tetapi juga mengetahui secara khusus sifat, bakat atau pembawaan minat, kebutuhan, pribadi serta aspirasi masing-masing anak didiknya.
Hal terpenting yang perlu dicatat oleh guru adalah bagaimana kebiasaan peserta didik ketika belajar dan mengerjakan tugas, kesehatan, latar belakang keluarga, serta siapa saja teman-teman karibnya. Karena dengan memahami hal-hal tersebut, guru dapat dengan mudah membantu peserta didik yang sedang mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar.
Guru dapat memperoleh segala informasi tentang peserta didiknya melalui observasi ketika proses belajar berlangsung, wawancara dengan peserta didik, orang tua, dan sahabat, maupun dengan melakukan test sosiometri.[17]
2.      Memiliki kecakapan melakukan bimbingan.
Sejatinya mengajar juga merupakan satu bentuk bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru. Tidak hanya kemampuan intelektual yang dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi juga pengetahuan yang dapat meningkatkan perkembangan setiap anak didiknya, baik perkembangan emosi, sosial,maupun kecakapan khusus. Sehingga dengan perkembangan tersebut, peserta didik benar-benar mengalami pendidikan yang menyeluruh dan integral.[18]
3.      Membantu mengatasi masalah peserta didik.
Ketika seorang peserta didik mendapati sebuah masalah, maka ia memerlukan perhatian dan bantuan khusus. Bimbingan tidak akan membebaskan peserta didik dari semua masalah yang dihadapi, akan tetapi bimbingan dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk memecahkan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, seorang pembimbing atau guru perlu memberikan bimbingan agar peserta didik mempunyai kemampuan tersebut.[19]
4.      Melaksanakan evaluasi.
Setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan perlu dievaluasi dan diberi penilaian, agar dapat dilakukan perbaikan sehingga tercapai hasil yang begitu maksimal.
Selain itu, guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkannya. Perkembangan budaya manusia yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tumbuh dengan pesatnya, sehingga membawa akibat-akibat dalam berbagai kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan yang diajarkan kepada anak didik harus dapat mengikuti perkembangan manusia kalau guru tidak dapat mengikuti perkembangan, berarti akan ketinggalan apa yang diajarkan tidak lagi sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hal ini harus diatasi guru secara berlanjut atau kontinyu dengan memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan yang diajarkannya.[20]

BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.      Bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing untuk mengatasi masalah belajar yang sedang dialami.
2.      Beberapa peranan guru dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai Planer or Designer of Intruction (Perencana atau Perancang Pengajaran).
b.      Sebagai Manager of Instruction (Pengelola Pengajaran).
c.       Sebagai Motivator.
d.      Sebagai Inisiator.
e.       Sebagai Fasilitator.
f.       Sebagai Mediator.
g.      Sebagai Evaluator of Student Learning (Penilai Prestasi Belajar Siswa).
3.      Guru sebagai tokoh utama dalam proses bimbingan belajar karena guru mempunyai hubungan yang erat dengan peserta didik sehingga menjadi orang yang paling memahami bagaimana kondisi peserta didiknya. Dengan demikian guru bisa mengarahkan minat dan semangat belajar peserta didiknya sehingga tercapailah hasil yang memuaskan.
4.      Beberapa hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut:
a.       Mengenal dan memahami setiap peserta didik.
b.      Memiliki kecakapan melakukan bimbingan.
c.       Membantu mengatasi masalah peserta didik.
d.      Melaksanakan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo, (1991).Psikologi Belajar, cet. 1, (Jakarta: Rineka Cipta).
A.M. Sardiman, (2006).Interaksi dan Motivasi Belajar-mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada).
Djumhur dan Surya, (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung: CV. ILMU).
Furqon, (2005).Konsep dan Aplikasi Bimbingan Konseling untuk Sekolah Dasar, cet. 1, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy).
Tohirin, (2013).Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), cet. 5, (Jakarta: Rajawali Pers).



[1] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), cet. 5, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 16.
[2] Tohirin..., 127.
[3] Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo, Psikologi Belajar, cet. 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 98.
[4]A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 137-138.
[5] Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo…, hal. 110.
[6]A.M. Sardiman…, hal. 141.
[7]A.M. Sardiman…, hal. 143.
[8]Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo…, hal. 109.
[9] Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo…, hal.101.
[10]A.M. Sardiman…, hal. 143.
[11] Ahmadi, Abu, dan Supriyopno, Widodo…, hal. 109.
[12] Djumhur, Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung: CV. ILMU, 1975), hal. 127.
[13] Furqon, Konsep dan Aplikasi Bimbingan Konseling untuk Sekolah Dasar, cet. 1, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal.57.
[14] Djumhur, Surya…, hal. 127.
[15] Furqon…, hal. 60.
[16] Ahmadi, Ahmad, dan Supriyopno, Widodo…, hal.110.
[17] Djumhur, Surya…, hal. 128.
[18] Furqon…, hal. 61.
[19] Djumhur, Surya…, hal. 130.
[20]A.M. Sardiman…, hal. 140.

1 komentar:

  1. Lucky Club | Lucky Club Casino Site
    Lucky Club Casino is a unique gambling destination in the Philippines. In 2020, it was added to the market, becoming the premier online gambling site in the ‎Famous · ‎Social Networks · ‎Contact · ‎Contact · ‎About Us · ‎About Us luckyclub.live

    BalasHapus