mouse

Multicursor - Busy

Minggu, 19 Oktober 2014

ATRAKSI INTERPERSONAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator, ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai atraksi interpersonal, faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal. Atraksi Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena atraksi interpersonal dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.
Dalam psikologi sosial terdapat dua pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan ada yang menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu).
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian atraksi interpersonal dan faktor-faktor yang berasal dari dalam individu (faktor personal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar individu (faktor situasional) yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal.


B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Atraksi interpersonal?
2.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal?
3.    Apa pengaruh atraksi interpersonal terhadap komunikasi interpersonal?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui pengertian atraksi interpersonal.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal?
3.      Untuk mengetahui pengaruh atraksi interpersonal terhadap interpersonal?



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal
Adapun factor yang mempegaruhi atraksi interpersonal yaitu di bagi menjadi dua yaitu:
1.    Factor Personal
Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi sesorang dengan orang lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal, adalah sebagai berikut:
Ø  Kesamaan karakteristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistency dari Fritz Heider[1] manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Contoh:     Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis (dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.

Ø  Tekanan emosional (stress)
Bila seseorang sedang dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter[2] dengan membuat sebuah eksperimen. Ia mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama dia menyatakan bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat menyakitkan. Sedangkan untuk kelompok kedua dia memberitahukan bahwa mereka hanya mendapat kejutan yang ringan saja. Dari kedua kelompok tersebut Schacter menemukan bahwa kelompok pertama memiliki kecemasan sebesar 63%, sedangkan kelompok kedua memiliki tingkat kecemasan 33% dari data tersebut Schacter menyimpulkan bahwa situasi yang membuat orang cemas akan meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang.
Ø  Harga diri yang rendah
Menurut wlster[3], bila harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
Ø  Isolasi sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain[4].

2.    Faktor Situasional
Adapun faktor-faktor situasional yang mempengaruhi Atraksi interpersonal yaitu :

Ø Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita cenderung senang kepada orang-orang yang berwajah tampan atau cantik. Mereka sangat mudah memperolah perhatian dari lingkungan sekitarnya. Jadi, tidak salah jika banyak sekali perusahaan yang menggunakan wanita cantik dan pria tampan untuk dijadikan pegawai dalam bagian promosi, iklan, dan bahkan Hubungan Masyarakatnya.

Ø Ganjaran (Reward)
Kita akan menyukai orang yang menyukai kita dan kita akan menyenangi orang yang memuji kita. Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan transaksi bila kita mendapatkan laba yang banyak. Menurut Thibault dan Kelley[5], bila pergaulan kita sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi psikologi dan ekonomis, maka kita akan saling menyenangi.

Ø Familiarity
Prinsip dari familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia, “kalau tak kenal, maka tak sayang”. Ketika kita sering berjumpa dengan seseorang  dan tidak ada hal yang pentik untuk dibicarakan maka kita akan menyukainya. Robert B. Zajonc[6] memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek eksperimennya. Ia menemukan makin seriang subjek melihat wajah tertentu maka ia akan menyukainnya. Dari penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure” (terpaan saja). Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi pesan dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.

Ø  Kedekatan (proximity) atau closeness.
Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.

Ø  Kemampuan (competence)
Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi daripada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Aronson[7] menemukan dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa kelemahan. Aronson menciptakan empat kondisi eksperimental, yaitu:
·       Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
·       Berkemampuan tinggi tapi tidak berbuat salah
·       Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah
·       Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah
C. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal
Ø  Penafsiran pesan dan penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Oleh karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung melihat karakteristik secara negative.
Ø  Efektivitas komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dengan kelompok yang banyak mamiliki kesamaan dengan kita, maqka kita akan menyenangi mereka. Begitu juga sebaliknya. Menurut Wolosin[8], komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai.
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif. Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka makin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut.



BAB III
Kesimpulan
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
       Faktor Faktor yang mempengaruhi Atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaitu:
            1. Faktor personal
a)        Kesamaan Karakteristik Personal
b)        Tekanan emosional (Stress)
c)        Harga diri yang rendah
d)       Isolasi Sosial
2. Faktor Situasional
a)        Daya tarik fisik (Physical Attractiveness)
b)        Ganjaran (Reward)
c)        Familiarity
d)       Kedekatan (proximity) atau closeness.
e)        Kemampuan (competence)
 3. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal
a)        Penafsiran pesan dan penilaian
b)        Efektivitas komunikasi


[1] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi komunikasi, (Bandung: Remaja rosdakarya, 2011),  hal 110
[2] Ibid
[3] Ibid, hal. 111
[4] Deddy maulana, Ilmu Komunikasi: suatu pengantar, (Bandung: Remaja rosdakarya, 2005),  hal 110

[5] Ibid, hal. 113
[6] Ibid
[7] Ibid, hal. 115
[8] Ibid, hal. 116

DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar