BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap manusia di dunia
ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang
lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus
melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi
tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat
hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator, ataupun perantara.
Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan
memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan
tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan
dengan baik pula.
Dalam makalah ini, kami
akan membahas mengenai atraksi interpersonal, faktor-faktor personal dan
situasional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal. Atraksi Interpersonal
dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena atraksi interpersonal dapat
berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.
Dalam psikologi sosial
terdapat dua pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan
ada yang menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut
faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor
sosiologis biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri
individu).
Dalam makalah ini kami
akan membahas tentang pengertian atraksi interpersonal dan faktor-faktor yang
berasal dari dalam individu (faktor personal) dan faktor-faktor yang berasal
dari luar individu (faktor situasional) yang mempengaruhi Atraksi
Interpersonal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Atraksi interpersonal?
2.
Apa
saja faktor-faktor
yang mempengaruhi atraksi interpersonal?
3.
Apa pengaruh atraksi
interpersonal terhadap komunikasi interpersonal?
C.
Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian atraksi interpersonal.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal?
3. Untuk mengetahui pengaruh atraksi interpersonal terhadap interpersonal?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap
positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka
semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
B. Faktor Faktor yang mempengaruhi
Atraksi Interpersonal
Adapun factor yang mempegaruhi atraksi interpersonal yaitu di bagi
menjadi dua yaitu:
1.
Factor Personal
Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi sesorang dengan orang
lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal,
adalah sebagai berikut:
Ø Kesamaan karakteristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan
dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan
ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive
consistency dari Fritz Heider[1]
manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Contoh:
Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan
baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah
demografis (dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah
politik dan sebagainya.
Ø Tekanan emosional (stress)
Bila seseorang sedang dalam keadaan
yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan
menginginkan kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley
Schacter[2]
dengan membuat sebuah eksperimen. Ia mengumpulkan dua kelompok mahasiswi.
Kepada kelompok pertama dia menyatakan bahwa mereka akan menjadi subjek
eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat menyakitkan.
Sedangkan untuk kelompok kedua dia memberitahukan bahwa mereka hanya mendapat
kejutan yang ringan saja. Dari kedua kelompok tersebut Schacter menemukan bahwa
kelompok pertama memiliki kecemasan sebesar 63%, sedangkan kelompok kedua
memiliki tingkat kecemasan 33% dari data tersebut Schacter menyimpulkan bahwa
situasi yang membuat orang cemas akan meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang.
Ø Harga diri yang
rendah
Menurut wlster[3],
bila harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang
lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain.
Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
Ø Isolasi sosial
Sebagai makhluk
sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun
tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat
isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain[4].
2. Faktor Situasional
Adapun faktor-faktor situasional yang
mempengaruhi Atraksi interpersonal yaitu :
Ø Daya tarik
fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa daya tarik
fisik sering menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita cenderung senang
kepada orang-orang yang berwajah tampan atau cantik. Mereka sangat mudah
memperolah perhatian dari lingkungan sekitarnya. Jadi, tidak salah jika banyak
sekali perusahaan yang menggunakan wanita cantik dan pria tampan untuk
dijadikan pegawai dalam bagian promosi, iklan, dan bahkan Hubungan
Masyarakatnya.
Ø Ganjaran (Reward)
Kita akan menyukai orang yang
menyukai kita dan kita akan menyenangi orang yang memuji kita. Menurut teori
pertukaran sosial, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Kita akan
melanjutkan transaksi bila kita mendapatkan laba yang banyak. Menurut Thibault
dan Kelley[5],
bila pergaulan kita sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi psikologi
dan ekonomis, maka kita akan saling menyenangi.
Ø Familiarity
Prinsip
dari familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia, “kalau tak
kenal, maka tak sayang”. Ketika kita sering berjumpa dengan seseorang dan
tidak ada hal yang pentik untuk dibicarakan maka kita akan menyukainya. Robert
B. Zajonc[6]
memperlihatkan foto-foto wajah dalam subjek-subjek eksperimennya. Ia menemukan
makin seriang subjek melihat wajah tertentu maka ia akan menyukainnya. Dari
penelitian tersebut kemudian melahirkan sebuah teori “more exposure”
(terpaan saja).
Hipotesis itu dipakai sebagai landasan ilmiah akan pentingnya repetisi pesan
dalam mempengaruhi pendapat dan sikap.
Ø Kedekatan (proximity) atau closeness.
Seseorang atau
hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai
daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan
penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk
yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.
Ø Kemampuan (competence)
Kita
cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi daripada
kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Aronson[7]
menemukan dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa orang yang paling disenangi
adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi, tetapi menunjukkan beberapa
kelemahan. Aronson menciptakan empat kondisi eksperimental, yaitu:
·
Orang
yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah
·
Berkemampuan
tinggi tapi tidak berbuat salah
·
Orang
yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah
·
Orang
yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah
C. Pengaruh Atraksi Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal
Ø Penafsiran pesan dan penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan
penilaian kita tentang orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan
rasional. Kita juga makhluk emosional. Oleh karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara
positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung melihat
karakteristik secara negative.
Ø Efektivitas komunikasi
Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang
menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dengan kelompok yang banyak
mamiliki kesamaan dengan kita, maqka kita akan menyenangi mereka. Begitu juga sebaliknya.
Menurut Wolosin[8],
komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai.
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal.
Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari
diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki
seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara
negatif. Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi
interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan
bicara kita maka makin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan
dengan orang tersebut.
BAB III
Kesimpulan
Atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar
kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Faktor Faktor yang
mempengaruhi Atraksi interpersonal di bagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor personal
a)
Kesamaan
Karakteristik Personal
b)
Tekanan
emosional (Stress)
c)
Harga diri yang
rendah
d)
Isolasi Sosial
2. Faktor Situasional
a)
Daya tarik
fisik (Physical
Attractiveness)
b)
Ganjaran
(Reward)
c)
Familiarity
d)
Kedekatan
(proximity) atau closeness.
e)
Kemampuan
(competence)
3. Pengaruh Atraksi
Interpersonal Terhadap Komunikasi Interpersonal
a)
Penafsiran
pesan dan penilaian
b)
Efektivitas
komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana,
2005, Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin
Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar