mouse

Multicursor - Busy

Sabtu, 25 Oktober 2014

MOTIVASI BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti akan ditemukan peserta didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara peserta didik lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan. Beberapa pesrta didik tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi penyebab peserta didik tidak bergeming untuk mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah tanda bahwa peserta didik tidak mempunyai motivasi untuk belajar.Sebagai seorang guru seharusnya selalu memberikan motivasi kepada peserta didiknya sehingga mereka selalu menunjukkan peningkatan dalam prestasinya.
Banyak bentuk motivasi yang bisa diberikan guru kepada peserta didiknya ketika di sekolah.Seperti memberi hadiah dan pujian. Motivasi tidak harus datang dari guru, akan tetapi yang paling utama adalah pemberian motivasi dari orang tua beserta keluarga.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian motivasi?
2.      Apa saja fungsi motivasi dalam belajar?
3.      Apa saja bentuk-bentuk motivasi dalam belajar?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian motivasi.
2.      Untuk mengetahui fungsi motivasi dalam belajar.
3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk motivasi dalam belajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Dalam psikologi, kita mengenal dua istilah yang sebenarnya mempunyai makna yang sama, yakni “motif” dan juga “motivasi”. Kata motif berasal dari bahasa Latin “movere”atau “motion”, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.Motif dapat berarti juga sebagai dorongan, rangsangan, atau pembangkit bagi terjadinya suatu perbuatan atau perilaku. Sedangkan motivasi merupakan istilah yang lebih umum digunakan, yang mencakup seluruh proses gerakan, mulai dari situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut, serta tujuan atau akhir dari suatu tindakanatau perbuatan.[1]
Mc. Donald mengatakan bahwa, “motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions”. Dapat diketahui bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan serta reaksi untuk mencapai tujuan.
Pada dasarnya, motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.Jika dikhususkan dalam dunia belajar, maka motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang agar seseorang tersebut menjadi lebih giat lagi untuk belajar dan memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.[2]

B.     Fungsi Motivasi dalam Belajar
Setiap motivasi berfungsi sebagai pendorong, penggerak, serta penyeleksi perbuatan. Ketiganya akan menyatu dalam sikap dan terimplikasi dalam pernuatan. Dorongan merupakan fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi peerbuatan yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, dorongan, penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Untuk lebih jelasnya, ketiga fungsi motivasi dalam belajar akan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya peserta didik tidak mempunyai hasrat untuk belajar, akan tetapi ketika ada sesuatu yang dicari, muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari tersebut dalam rangka memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang akan dipelajari. Ketidak tahuannya tersebut mendorong peserta didik untuk belajar dan mencari tahu. Dengan begitu, peserta didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong peserta didik kepada sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya dilakukan ketika belajar.
2.      Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terlihat dalam bentuk gerakan psikofisik.Di sini peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang  cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
3.      Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus ia tinggalkan. Ketika peserta didik ingin mengetahui sesuatu dari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajari mata pelajaran tersebut. Informasi yang ingin diketahui peserta didik itu merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar tersebut akan berfungsi sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik dalam belajar. Peserta didik akan berusaha untuk berkonsentrasi serta menghilangkan segala sesuatu yang mengganggu pikirannya untuk belajar, sehingga tujuannya dapat segera tercapai.[3]
Selain itu, RBS. Fudyartanto menjelaskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut:
1.      Mengarahkan dan mengatur tingkah laku peserta didik
Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari individu.Tingkah laku seseorang dikatakan bermotif jika bergerak menuju arah tertentu.Sehingga suatu motif pasti memiliki tujuan tertentu yang mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak.
2.      Penyeleksi tingkah laku peserta didik
Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri seseorangmembuat seseorang tersebut bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih dan diniatkan oleh orang tersebut.Atau dapat dikatakan bahwa motif dapat menghindarkan seseorang dari tingkah laku yang tidak berarah dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Contohnya, seorang siswa yang ingin lulus ujian sekolah akan menyeleksi cara-cara yang tepat agar dia bisa lulus ujian dengan nilai yang baik. 
3.      Memberi energi dan menahan tingkah laku peserta didik
Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkat tenaga, sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme.Selain itu, motif juga berfungsi untuk mempertahankan perbuatan atau minat agar dapat berlangsung secara terus menerus dalam waktu yang lama.Akan tetapi, energi psikis tetap tergantung pada besar kecilnya motif pada individu yang bersangkutan.Hebb mengatakan bahwa semakin besar motif pada individu, semakin efisien dan sempurna tingkah lakunya.[4]


C.    Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Dalam poses belajar mengajar motifasi dibagi menjadi dua, motifasi intrinsik dan motifasi ekstrinsik, kedua motifasi tersebut sangat diperlukan untuk mendorong anak didik agar rajin belajar. Motifasi ekstrinsik sangat dibutuhkan bila peserta didik kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu, peranan motifasi ekstrinsik sangat dibutuhkan oleh guru karena untuk mengetahui peserta didiknya dan membimbing ke arah yang lebih baik dalam belajar.Misalnya kenaikan pangkat dan prestasi.
Di dalam memberikan motivasi ekstrinsik harus mengetahui bagaimana konteks yang ada pada peserta didik tersebut. Jika guru membuat kesalahan dalam memberikan motifasi ekstrinsik akan berakibat merugikan prestasi belajar anak didik, interaksi belajar kurang harmonis, tujuan pendidikan juga tidak akan tercapai dalam waktu relatif singkat Sangat diperlukan pemahaman yang jelas tentang gejala apa yang sedang dihadapi peserta didik sehingga gairah belajarnya menurun.[5]
Ada beberapa bentuk motifasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar peserta didik di kelas, diantaranya adalah:
1.      Memberi Angka
Angka yang  dimaksud dalam pembahasan ini adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktifitas yang dilakukan peserta didik. Angka tersebut bervariasi sesuai dengan hasil ulangan peserta didik.Angka tersebut merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bisa lebih meningkatkan prestasinya.Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor.
Angka yang baik mempunyai potensi yang besar terhadap peserta didik lebih giat belajar.Namun guru harus menyadari bahwa angka bukanlah merupakan hasil belajar yang sejati, karena hasil belajar tersebut menyenuh dalam aspek kognitif.Bisa saja nilai yang diberi itu bertentangan dengan afektif anak didik.Dan penilaian juga harus diarahkan pada aspek kepribadian anak didik.[6]
2.      Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah dapat dijadikan sebagai alat motifasi.Hadiah dapat diberikan kepada peserta didik yang berprestasi tinggi, seperti ketika dia rangking satu.Kepentingan lainya yaitu agar peserta didik dapat lebih meningkatkan belajarnya kembali dan mendapatkan hadiah seperti itu lagi pada ketika kenaikan kelas selanjutnya.[7]
3.      Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan dan dapat dilakukan sebagai alat motivasi untuk mendorong peserta didik  agar mereka bergairah belajar. Persaingan bisa dilakukan dalam bentuk individu maupun kelompok.Untuk menciptakan suasana yang demikian, metode memegang peranan penting. Guru bisa membentuk anak didik kedalam bentuk kelompok belajar dikelas, ketika pelajaran di kelas, peserta diberi kuis untuk peserta agar aktif dalam kompetisi itu dan guru hanyalah sebagai fasilitator. Dengan demikian peserta didik akan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Dan kondisi itulah yang diterapakan dalam pendidikan modern, yakni cara belajar siswa aktif (CBSA).[8]
4.      Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran pada anak didik agar merasakan akan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai bentuk motifasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebahagiaan dan harga diri.Begitu juga dengan peserta didik sebagai subjek belajar. Sehingga karena harga dirinya, seorang peserta didik akan belajar dengan keras.[9]
5.      Memberi Ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motifasi bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai cara digunakan peserta didik untuk menguasai semua pelajaran yang akan diujikan nanti pada waktu ulangan. Oleh karena itu ulangan merupakaan strategi yang cukup baik untuk memotifasi anak didik agar lebih giat belajar.
6.      Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar peserta didik merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap guru. Selain untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh peserta didik juga bisa dijadikan sebagai alat untuk memotifasi peserta didik agar bias lebih giat belajar sehingga mendapatkan nilai yang lebih baik dari yang dulu. Pestasi belajar yang rendah menjadikan anak didik giat belajar untuk memperbaikinya.
7.      Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagi alat motifasi.Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motifasi yang baik. Guru bisa memberikan pujian yang baik terhadap pserta didik dalam keberhasilan mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian diberikan sesuai dengan hasil pekerjaan yang didapat peserta didik tersebut.[10]
8.      Hukuman
Meski Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila hukuman tersebut dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motifasi yang baik dan efektif. Sanksi berupa hukuman yang diberikan kepada anak didik yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah dapat menjadi alat motifasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar.Oleh karena itu, hukuman yang diberikan oleh guru kepada peserta didik harus dalam konteks mendidik, seperti memberikan hukuman berupa membersikan kelas, membuat resume atau ringkasan.
9.      Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan yang terjadi pada peserta didik, ada maksud tertentu. Hasrat untuk belajar bearti pada diri anak didik memang ada motiasi untuk belajar yang lebih, sehinga barang tentu hasilnya akan lebih dari pada peserta didik yang tak berhasrat untuk belajar. Disekolah banyak peserta didik yang yang berhasrat ingin mmengembangkan potensi diri yang dimilkinya, tetapi disekitar lingkunganya tidak mendukung sehinga peserta didik kurang kreatif, maka peserta didik tidak bisa mengembangkan bakat minatnya.[11]
10.  Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenag beberapa aktifitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan aktifitas tersebut secara konsisten dengan tenang. Minat tidak hanya tidak diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partispasi aktif dalam kegiatan.[12]
11.  Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik merupakan alat motifasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, akansangat berguna dan menguntungkan bagi peserta didik, sehingga menimbulkan gairah untuk terus semangat belajar.
Tujuan pengajaran yang akan dicapai sebaiknya diberikan oleh guru kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat memberikan alternative tentang tingkah laku mana yang harus diambil guna menunjang tercapainya rumusan tujuan pengajaran. Dengan begitu, perilaku peserta didik jelas dan terarah tanpa ada penyimpangan yang berarti.[13]



BAB III
PENUTUP
Simpulan
1.      Kata motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” atau “motion”, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Pada dasarnya, motivasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang agar seseorang tersebut menjadi lebih giat lagi untuk belajar dan memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
2.      RBS. Fudyartanto menjelaskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut:
a.       Mengarahkan dan mengatur tingkah laku seseorang
b.      Penyeleksi tingkah laku seseorang
c.       Memberi energi dan menahan tingkah laku individu
3.      Bentuk-bentuk motivasi dalam belajar diantaranya adalah:
a.       Memberi Angka
b.      Hadiah
c.       Kompetisi
d.      Ego-Involvement
e.       Memberi Ulangan
f.       Mengetahui Hasil
g.      Pujian
h.      Hukuman
i.        Hasrat untuk Belajar
j.        Minat
k.      Tujuan yang Diakui


DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, (2011).Psikologi Belajar, cet. 3, (Jakarta: Rineka Cipta).

Prawira, Purwa Atmaja, (2012).Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, cet. 1, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media).

Sarwono, Sarlito W., (2013). Pengantar Psikologi Umum, cet. 5, (Jakarta: Rajawali Pers)


[1]Sarwono, Sarlito W., Pengantar Psikologi Umum, cet. 5, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 137.
[2]Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, cet. 1, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 320.
[3]Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, cet. 3, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 156.
[4] Prawira, Purwa Atmaja..., hal. 320.
[5]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 158.
[6]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 159.
[7]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 160.
[8]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 161.
[9]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 163.
[10]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 164.
[11]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 165.
[12]Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 166.
[13] Djamarah, Syaiful Bahri…, hal. 168.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar