mouse

Multicursor - Busy

Sabtu, 25 Oktober 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya sendiri dari ketidak tahuan kemudian menjadi tahu, dari ketidak jelasan menjadi jelas dan tentunya dalam sebuah proses pembelajaran itu tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh yang negative maupun pengaruh yang positive yang dapat menghambat sebuah proses pembelajaran itu sendiri. adapun makalah kami disini yang menyinggung masalah factor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam sebuah proses belajar.
1.2 Rumusan Masalah
            a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
            b. Aspek apa saja yang termasuk dalam faktor internal serta eksternal ?
            c. Bagaimana penjelasan mengenai faktor pendekatan belajar ?                   
1.3 Tujuan Masalah
1.      Untuk mengatahui  apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
2.      Untuk mengatahui  aspek apa saja yang termasuk dalam faktor internal serta eksternal?
3.      Untuk mengatahui  bagaimana penjelasan mengenai faktor pendekatan belajar?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapa dibedakan menjadi tiga macam yakni,
1)      Faktor internal (faktor dari dalam siswa ), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa
2)      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
3)      Faktor pendekatan belajar yakni, jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Berikut penjelasan mengenai faktor ketiganya:
A)    Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi: dua aspek yakni, aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
a.       Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memepengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahan kondisi tubuhnya agar tetap bugar siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan untuk pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan dalam kelas.[1]
b.      Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pelajaran siswa. Diantaranya factor rohaniah siswa yang pada umunya dipandang lebih esensial adalah: tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing faktor dari rohaniah:
Ø  Intelegensi siswa
Pada umumnya intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk sukses. Sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi siwa maka makin kecil peluangnya untuk sukses.[2]
Ø  Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap obyek. Sikap siswa yang positif, terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan awal proses belajar yang baik. Sebaliknya jika sikap siswa negative, apabila diiringi dengan sikap kebencian terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan akan menimbulkan kesulitan belajar siswa.
Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negative siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi vaknya. Dalm hal bersikap positif terhadap mata pelajaranya , seorang guru sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.

Ø  Bakat siswa
Secara umum , bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (chaplin, 1972; Reber 1988). Dengan demikian, setiap orang pasti memilki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai anak yang berbakat.[3]
Ø  Minat siswa
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan ynag besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian untuk pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Ø  Motivasi siswa
Dalam perkembangannya motivasi dibedakan menjadi 2 macam yakni, motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut misalnya untuk kehidpan masa depan siswa yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertip sekolah, suri tauladan orang tua, guru, dan seterunya merupakan contoh-contoh kongkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pembelajaran baik disekolah maupun dirumah.[4]

B. Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yakni, faktor lingkingan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a.       Lingkungan Sosial
Lingkungan social sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar kampong siswa tersebut. Dilingkungan masyarakat yang kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
b.      Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memilki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan untuk sepakbola) misalnya, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas untuk dikunjungi. Kondisi kampong dan rumah seperti inilah yang jelas mempengaruhi belajar siswa.[5]
C. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam atau intrinsik ) misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu. Oleh karena itu, gaya belajar yang serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa yang seperti ini lulus dengan nilai yang baik adalah penting, tapi yang lebih penting adalah memilki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya. sedangkan siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik)anatara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu, cara belajar yang santai, asal hafal dan tidak mementingkan yang terlalu mendalam. [6]

           











BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Faktor internal (faktor dari dalam siswa ), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Meliputi: 1. Aspek fisio logis, Kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memepengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2. Aspek Psikologis, meliputi : tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
·         Lingkungan Sosial
Lingkungan social sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
·         Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3.      Faktor pendekatan belajar yakni, jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin, 2006, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda karya
M. Dalyono, 2009, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Syah, muhibbin, 2012, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ahmadi, supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta


[1] Syah, muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h 145-147
[2] Syah, muhbbin. Psikologi pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosada karya, 2006)

[3] Ahmadi, supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)h, 82
[4] Dalyono, psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h 56-57
[5] Syah, muhibbin, psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h, 154-155
[6] Ibid, h, 156

Tidak ada komentar:

Posting Komentar