BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar
merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya sendiri dari ketidak tahuan
kemudian menjadi tahu, dari ketidak jelasan menjadi jelas dan tentunya dalam
sebuah proses pembelajaran itu tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh yang
negative maupun pengaruh yang positive yang dapat menghambat sebuah proses pembelajaran
itu sendiri. adapun makalah kami disini yang menyinggung masalah factor-faktor
apa saja yang mempengaruhi dalam sebuah proses belajar.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
b.
Aspek apa saja yang termasuk dalam faktor internal serta eksternal ?
c.
Bagaimana penjelasan mengenai faktor pendekatan belajar ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengatahui
apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
2. Untuk mengatahui
aspek apa saja yang termasuk dalam faktor internal serta eksternal?
3. Untuk mengatahui
bagaimana penjelasan mengenai faktor pendekatan belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapa dibedakan menjadi tiga macam
yakni,
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa ), yakni
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa
3) Faktor pendekatan belajar yakni, jenis upaya belajar
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
Berikut penjelasan mengenai faktor ketiganya:
A)
Faktor Internal Siswa
Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi: dua aspek yakni, aspek
fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah).
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum
jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat memepengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahan kondisi tubuhnya agar tetap bugar
siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
Selain itu siswa juga dianjurkan untuk pola hidup sehat dengan istirahat yang
cukup. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar
dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan dalam kelas.[1]
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor
yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pelajaran siswa. Diantaranya factor rohaniah siswa yang pada umunya
dipandang lebih esensial adalah: tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Berikut penjelasan dari
masing-masing faktor dari rohaniah:
Ø Intelegensi siswa
Pada umumnya intelegensi
dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat jadi, intelegensi
sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas
organ-organ tubuh lainya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi tak dapat
diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini
bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk sukses. Sebaliknya semakin rendah tingkat intelegensi siwa
maka makin kecil peluangnya untuk sukses.[2]
Ø Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
dengan cara yang relative tetap terhadap obyek. Sikap siswa yang positif,
terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan awal proses belajar yang
baik. Sebaliknya jika sikap siswa negative, apabila diiringi dengan sikap
kebencian terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan akan menimbulkan
kesulitan belajar siswa.
Untuk mengatasi kemungkinan
munculnya sikap negative siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukan
sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran yang menjadi
vaknya. Dalm hal bersikap positif terhadap mata pelajaranya , seorang guru
sangat dianjurkan untuk senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.
Ø Bakat siswa
Secara umum , bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating (chaplin, 1972; Reber 1988). Dengan demikian, setiap
orang pasti memilki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global
bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang
berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga sebagai anak
yang berbakat.[3]
Ø Minat siswa
Secara sederhana, minat
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan ynag besar
terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini
dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang
tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh perhatiannya lebih banyak dari
pada siswa lainnya. Kemudian untuk pemusatan perhatian yang intensif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan
akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Ø Motivasi siswa
Dalam perkembangannya
motivasi dibedakan menjadi 2 macam yakni, motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi
intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut misalnya untuk kehidpan masa depan siswa yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik
adalah hal dan keadaan datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertip
sekolah, suri tauladan orang tua, guru, dan seterunya merupakan contoh-contoh
kongkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun yang
bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
melakukan proses pembelajaran materi-materi pembelajaran baik disekolah maupun
dirumah.[4]
B.
Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal
siswa terdiri dari dua macam yakni, faktor lingkingan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan
social sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu
menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan
yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selanjutnya,
yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga
teman-teman sepermainan disekitar kampong siswa tersebut. Dilingkungan
masyarakat yang kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran,
misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
b. Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor
yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa.
Rumah yang
sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memilki
sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan untuk sepakbola) misalnya,
akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak
pantas untuk dikunjungi. Kondisi kampong dan rumah seperti inilah yang jelas
mempengaruhi belajar siswa.[5]
C.
Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan
belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Disamping
faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan
dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendekatan belajar deep (mendalam
atau intrinsik ) misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi
belajar yang bermutu. Oleh karena itu, gaya belajar yang serius dan berusaha
memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi
siswa yang seperti ini lulus dengan nilai yang baik adalah penting, tapi yang
lebih penting adalah memilki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi
kehidupannya. sedangkan siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface misalnya, mau belajar karena
dorongan dari luar (ekstrinsik)anatara lain takut tidak lulus yang
mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu, cara belajar yang santai, asal hafal
dan tidak mementingkan yang terlalu mendalam. [6]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa ), yakni
keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Meliputi: 1. Aspek fisio logis,
Kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memepengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2. Aspek Psikologis,
meliputi : tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa dan motivasi siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
·
Lingkungan Sosial
Lingkungan
social sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
·
Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor
yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar yakni, jenis upaya belajar
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Syah, Muhibbin,
2006, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda karya
M.
Dalyono, 2009, Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Syah, muhibbin, 2012, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Ahmadi, supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar