BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Hakikat-hakikat
yang ingin dibahas dalam bahasan makalah ini adalah tentang pengertian psikolgi
dan hubungan psikologi dengan belajar memory, dengan pengetahuan,dan transfer
dalam belajar. Kami mengangkat tema ini untuk dijadikan bahasan kali ini ,
karena memang masih banyak pandangan tentang arti psikologi dan belajar , kami
rasa penting untuk dikaji agar bisa menemukan titik terang apa arti sebenarnya
dari psikologi dan jika dikaitkan dengan belajar.
Dan diantara para ahlipun berbeda beda mendefinisikan tentang
arti psikologi dan jika dikaitkan dengan belajar,Diantara definisi-definisi
yang ada mungkin kita dapat memahami tentang arti psikologi sebenarnya, yaitu
kita sebagai mahluk hidup tidak hanya berinteraksi dengan sesama manusia, akan
tetapi perlu juga mengetahui sikologi mahluk lainnya ,dan tentang memory,
transfer dalam belajar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Pengertian
psikologi?
2.
Hubungan
psikologi dengan belajar?
3.
Transfer
dalam belajar?
4.
Memory
dan pengetahuan?
C.
TUJUAN
MAKALAH
1.
Untuk
memahami pengertian psikologi
2.
Untuk
mengetahui hubungan psikologi dengan belajar
3.
Untuk
mengetahui memory dan belajar
4.
Untuk
mengetahui transfer dalam belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi
Psikologi adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu
psikologi dan belajar. Psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu
psikologi dan psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa.,
karena adanya kontak dengan berbagai macam ilmu, maka lahirlah bermacam-macam
definisi psikologi yang terdapat perbedaan satu sama lainnya, yaitu sebagai
berikut:
1.
Psikologi
adalah ilmu mengenai mental(the science of mentallife)
2.
Psikologi
adalah ilmu mengenai fikiran(the science of mine)
3.
Psikologi
adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior).
Dalam Perkembangan selanjutnya, menurut Crow and Crow, psychology
is the study of human behavior and relationship. Dari batasan tersebut
jelas bahwa yang dipelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia,yakni
interaksi manusia dengan sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human
relationship)maupun dengan mahluk lainnya seperti hewan,iklim,kebudayaan,dan
sebagainya. Disini jelas bahwa psikologi tidak hanya hubungan tingkah laku
manusia dengan manusia saja.
Ahli-ahli psikologipun menyelidiki tingkah laku hewan seperti anjing,tikus,serangga, dan sebagainya dalam
hubungan dengan tingkah laku manusia yang ingin dipahami dari aspek kehidupan
mental dan semua perilakunya.Sedangkan pengertian belajar adalah suatu kata
yang sudah akrab dengan semua lapisan masyrakat. Bagi para pelajar ataupun para
mahasiswa kata ‘’belajar’’merupakan kata yang tidak asing. Bahkan merupakan
suatu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari mereka dalam menuntut ilmu
dilembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu
sesuai dengan kegiatan sehari-hari.
Slamento (1995) merumuskan belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Sementara itu Winkel 1989) mendefinisikan belajar sebagai suatu
kegiatan pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.sehingga
menghasilkan perubahan yang relatif menetap atau pertahan kemampuan ranah
kognitif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan
lingkungannya.
Pada dasarnya kata belajar itu memiliki banyak arti, namun tidak
setiap orang mengetahui apa itu belajar. Jika dipertanyakan apa yang sedang
dilakukan? pasti jawabannya ‘’belajar’’. itu saja titik. Namun sebenarnya dalam
kata belajar itu tersimpan pengertian dari kata ‘’belajar’’ dan hal itu yang
perlu dihayati, sehingga tidak timbul persepsi yang keliru mengenai masalah
belajar. [1]
Sedangkan dalam artian yang luas, pembelajaran atau belajar
memiliki arti yang luas, yaitu dimanakan belajar jika menyebabkan perubahan
yang relative permanen pada pengetahuan ataupun perilaku individu.
B.
Hubungan Psikologi dengan Belajar
Belajar adalah suatu
proses terjadinya interaksi antara pelajar dan pengajar dalam upaya mencapai
tujuan belajar, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka
satuan waktu tertentu pula. Proses pembelajaran berlangsung melalui tahap-tahap
persiapan (desain pembelajaran), pelaksanaan (kegiatan belajar mengajar) yang
melibatkan pengajar dan siswa, berlangsung di dalam kelas dan di luar kelas
dalam satuan waktu untuk mencapai tujuan kompetensi (kognitif, afektif dan
psikomotorik) dan selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan
pembelajaran.
Dalam proses belajar,
terjadi interaksi antara guru dan siswa. Dalam interakasi itu, terdapat
peristiwa dan proses psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat
perlu untuk dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh para guru dalam
memperlakukan peserta didik secara tepat.
Ada beberapa faktor
yang juga harus diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan
agama islam. Faktor ini terdiri dari dua aspek, yaitu aspek Fisiologis
(bersifat jasmaniah) dan faktor psikologis (bersifat rohaniah) dan kelelahan
(bersifat jasmaniah dan rohaniah).
1.
Aspek Fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
2.
Aspek psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
C.
Memory
Memori merupakan
simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang
kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga
merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri
manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi
manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory
merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui
beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit
dan unik di seluruh bagian otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah
dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.
Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui
pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan
tafsiran. Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau
tanggapan yaitu :
1.
Ingatan
Jangka Pendek (Short Term Memori/STM)
ialah tempat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan segera dalam
waktu yang labih pendek
Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:
a)
Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk
mempertahankan informasi dalam STM.
b)
Encoding :adalah proses
dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding
dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu
pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small
chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger
chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori
yang disimpan dan membuatnya menjadi dapat digunakan.
Ada 2 jenis retrieval, yaitu:
a)
Recognition: adalah
mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.
b)
Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan
dengan menggunakan cues.
Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu
ketika adabanyak stimulus yang hadir pada situasi
tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus,
contohnya adalah volume dan ritme suara.
2. Ingatan Jangka Panjang (Long Term
Memori/LTM)
ialah gudang
tempat menyimpan informasi untuk masa yang cukup lama.
a)
Proses
Memori
Proses memori
atau mengingat terjadi dalam tiga tahapan :
·
Tahapan perolehan Informasi
·
Tahapan Penyimpanan Jangka Pendek
atau ingatan jangka panjang
·
Tahapan mengeluarkan kembali apabila
suatu waktu diperlukan
3.
Teori-Teori
Memori
Teori yang paling banyak yang digunakan oleh
para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut :
a. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah
kedalam bentuk yang dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan
metode chunking, yaitu pengelompokan
beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase
(larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :
1).Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang
diterima oleh indera dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam
ingatannya.Contohnya adalah seorang anak yang menginginkan barang yang sangat
ia mau, apabila tidak dibelikan, ia akan menangis sekeras kerasnya. Kelakuan
tersebut bisa tersimpan di otak mereka karena dengan
menagis sekeras-kerasnya ia akan dibelikan barang yang ia mau.
2) Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja
memasukkan pengalamandan pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah
seseorang yangsering jalan kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja
tempattersebut.
b. Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam
enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensiyaitu proses mengendapkan informasi yang
diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat
mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori
jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri
seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan
dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata,
yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
1)
Tiga jenis proses mengingat menurut Hilgard, yaitu :
·
Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari
informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues.Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus
tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu
lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume
dan ritme suara.
·
Recognition yaitu mengenali
bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam
soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban
sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali
jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
·
Redintegrative yaitu proses
mengingat dengan
menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap.
Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang
Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.
Perbedaan antara recall dan recognition
menunjukan adanya fungsi petunjuk mengingat dalam recognition. Petunjuk ini
membantu organisme mengenali informasi yang akan diingat khususnya memori
jangka panjang.
Pendekatan Information-Processing menyatakan
bahwa memori dapat dipahami melalui tiga proses, yaitu enconding, storage, dan
interval. Tapi dalam proses tersebut terlibat tiga sistem memori yang berbeda,
yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short term memory), dan memori
jangka panjang (long term memory).
4.
Faktor
yang mempengaruhi Memori
Proses
mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, yaitu :
a.
Faktor Individu
b.
Proses mengingat akan lebih efektif
apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode
tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi Fisik dan kesehatan
yang baik.
c.
Faktor Sesuatu yang Harus di Ingat
adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai
arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan
yang cukup kuat.
d.
Faktor Lingkungan proses mengingat
akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari
adanya gangguan-gangguan.
D.
Transfer dalam Belajar
Transfer
belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata yaitu “transfer dan
belajar”. Transfer itu sendiri adalah kata pungut dari bahasa inggris yaitu
“transfer” yang berarti pergantian, serahterimah atau pemindahan. Sedangkan
belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk mmperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yng menyangkut kognitif, efektik dan psimotorik. Menurut
Slameto mengatakan bahwa transfer
belajar adalah pengaruh dari hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang
lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan demikian.[2]
Sedangkan dalm buku lain, menurut W.S. Winkel berasumsi bahwa taransfer belajar
adalah pemindahan atau pengalian hasil belajar yang diperoleh dari bidang
study yang satu kebidang study yang lain
atau kehidupan sehari-hari dalam ruang lingkup pendidikan sekolah.[3]
a.
Teori-teori
transfer belajar
Teori transfer
belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana tranfer belajar itu
sendiri. Adapun dalam hal ini ada beberapa macam teori transfer belajar:
a)
Teori Disiplin Formal
Bertitik tolak
dari anggapan bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya ingat
dan daya pikir, maka mereka beranggapan bahwa transfer belajar hanya dapat
terjadi bila “diperkuat” dan “didisiplinkan” dengan latihan-latihan yang keras
dan terus menerus. Setelah daya-daya tersebut terlatih maka akan mudah terjadi
transfer secara otomatis ke bidang-bidang lain.
b)
Teori Elemen Identik/Ilmu Jiwa Asosiasi
William James
dan Edward Thorndike tidak sependapat dengan pandangan para ahli jiwa daya,
kedua tokoh ini lalu mengkritik antara lain sebagai berikut:
i) Daya ingat tidak dapat diperkuat melalui latihan.
ii) Pelajaran bahasa Latin misalnya, tidak
dapat menaikan IQ.
iii)Ilmu-ilmu
dalam bidang tertentu (bila ditunjuk dengan istilah Ilmu Jiwa Daya mereka telah
terlatih) ternyata lemah dan tidak mampu mengamati dan menganalisis dalam
bidang-bidang lain, ini berarti tranfer secara otomatis tidak terjadi.
c)
Teori Generalisasi
Peletak
pandangan ini adalah Charles Judd, ia beranggapan bahwa transfer bisa terjadi
bila situasi baru dan situasi lama telah dipelajari mempunyai kesamaan prinsip,
pola atau struktur, tidak kesamaan unsur-unsur. Seseorang memahami prinsip
demokrasi akan mampu mengamalkan dalam situasi yang berbeda, demikian pula
prinsip ekonomi, hukum, pendidikan dan lain-lain. Ketiga teori diatas, sampai
sekarang masih menunjukkan kebenaran, kemampuan berfikir logis sistematis,
ternyata cukup membantu dibidang-bidang lain (Ilmu Jiwa Daya). Unsur-unsur yang
sama atau pola-pola yang mirip bila dipahami betul orangpun tertolong dalam
menghadapi situasi yang sama sekali baru (elemen identik dan generasi).
b.
Ragam Transfer Belajar
a)
Transfer positif
Transfer positif yaitu transfer yang berefek
baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Tranfer ini dapat terjadi jika
seorang guru membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang mempermudah
siswa belajar dalam situasi lainnya. Dalam konteks ini, Barlow mendefinisikan
transfer positif adalah belajar dalam suatu situasi yang dapat membantu belajar
dalam situasi-situasi lain. Misalnya seorang anakyang telah mengendarai sepeda
dapat lebih mudah dan lebih efektif, efesien jika ia belajar mengendarai sepeda
motor.
b)
Transfer negatif
Transfer
negatif yaitu transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar
selanjutnya. Tranfer ini dapat terjadi jika seorang siswa belajar dalam situasi
tertentu yang memiliki pengaruh merusak terhadap keterampilan yang dipelajari
dalam situasi berikutnya. Jadi mengapa transfer ini dikatakan negatif karna
dalam penguasaan hasil belajar untuk menghadapi situasi baru apabila mengalami
hambatan, kesulitan, kerusakan. Misalnya seorang anak yang memulai mempelajari
bahasa inggris, ia mengetahui arti what, you dan like, lalu ia
membuat pertanyaan apakah kamu suka, dalam bahasa inggris. Maka ia menulis 3
kata yang diketahui tadi what you like?. Disini ea hanya mentransfer
arti kata, yang menyebabkan kesalahan.
3. Transfer vertikal
Transfer vertikal yaitu transfer yang berefek
baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi.
Tranfer ini dapat terjadi apabila seorang siswa belajar dalam situasi yang
tertentu yang dapat meyebabkan siswa tadi mampu untuk menguasai
pengetahuan/keterampilan yang lebih rumit. Contohnya, ketika seorang anak SD
belajar mengenai penjumlahan dan pengurangan maka ia akan lebih mudah belajar
perkalian di kelas berikutnya karna syarat untuk mengerti atau memahami
perkalian dan pembagian adalah dengan mengerti dan memahami penambahan dan
pengurangan .
4. Transfer lateral
Transfer lateral yaitu transfer yang berefek
baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan yang sederajat. Tansfer
ini akan terjadi ketika seorang siswa telah mampu menggunakan materi yang
dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi
yang lain. Contohnya, seorang siawa STM yang telah menguasai teknologi “X” dari
sekolahnya akan mudah menggunakan teknologi itu di tempat kerjanya.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Timbulnya Transfer belajar
1.
Intelegensi
Faktor ini
berasal dari anak didik dan berkisar pada masalah kapasitas dasar, sikap, minat
anak didik, dll. Kapsitas dasar adalah membantu timbulnya transfer belajar.
Disamping itu timbulnya transfer belajar tidak secara otomatis, melainkan
timbul dengan sengaja. Oleh karna itu sikap atu usaha yang disengaja kerah ini
akan membantu timbulnya transfer belajar.
2. Sikap
Meskipun orang
mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan yang lain, tetapi
pendirian/kecenderungannya menolak/sikap negatif, maka transfer tidak akan terjadi,
dan demikian sebaliknya.
3. Materi Pelajaran
Hubungan antara
mata pelajaran yang satu dengan yang lain menjadi penengah yang dapat
menimbulkan transfer dalam belajar. Suatu mata pelajaran yang dapat dikuasai
bisa dijadikan landasan untuk menguasai mata pelajaran lain yang relevan, baik
itu kaidah mauppun prinsip-prinsipnya. Contohnya: Matematika dengan Statistika,
Ilmu Jiwa Daya dengan Sosiologi akan lebih mudah terjadi transfer.
4. Sistem Penyampaian Guru
Faktor ini
berasal dari guru dan berkisar antara lain pada penguasaan persiapan, alat
peraga, pemilihan bahan, dll. Dengan menggunakan bahan yang sma akan
menghasilkan hasil yang berbedah karna itu disebabkan adanya perbedaan dalam
menggunakan metode mengajar. Hasil belajar dengan cara menggunakan metode
diskusi akan berlaianan hasilnya dengan menggunakan metode ceramah, karna dalam
metode diskusi guru tidak terlalu berperan aktif tapi malah sebaliknya murid
yang harus berperan aktif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
psikologi adalah tingkah laku manusia,yakni interaksi manusia
dengan sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun
dengan mahluk lainnya seperti hewan, iklim, kebudayaan,dan sebagainya. Disini
jelas bahwa psikologi tidak hanya hubungan tingkah laku manusia dengan manusia
saja.
Belajar adalah suatu proses terjadinya interaksi antara pelajar dan
pengajar dalam upaya mencapai tujuan belajar, yang berlangsung dalam suatu
lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula. Dalam proses belajar,
terjadi interaksi antara guru dan siswa. Dalam interakasi itu, terdapat
peristiwa dan proses psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat
perlu untuk dipahami dan dijadikan rambu-rambu oleh para guru dalam
memperlakukan peserta didik secara tepat.
transfer belajar adalah pemindahan atau pengalian hasil belajar
yang diperoleh dari bidang study yang
satu kebidang study yang lain atau kehidupan sehari-hari dalam ruang lingkup
pendidikan sekolah. Yang mana didalamnya memiliki macam-macam teori transfer
belajar dan ragam-ragam transfer belajar.
Memori merupakan simpanan informasi -
informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah
sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory
merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui
beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan
unik di seluruh bagian otak.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Abu, Widodo . psokologi
belajar.jakarta: rineka cipta, 1991
Ø
Dahar Ranta Willis, Teori-Teori belajar.jakarta:Erlangga,1989
Ø
Ihsan ilham, psiologi
belajar, banten: pustaka indah, 2012
Ø Kholil muzaky, Psikologi Pengajaran jakarta: karya bangsa,
2005
Ø Linda l.davidoff.1981.psikologi suatu pengantar.jakarta:Erlangga
Ø Sarlito sarwono.2012.pengantar psikologi umum.jakarta:Rajawali
pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar